Wisata > Kawah Ijen

Budi Daya > Lebah

Wisata > Candi Kidal

Design > Api

Kesehatan > Kulit Bawang Merah

Kuliner > Sate Ayam

Budaya > Tari Gandrung Banyuwangi

Kamis, 21 Februari 2013

Radio luar Negeri Yang Menggunakan Bahasa Indonesia

Setidaknya kita berbangga hati bahwasanya bahasa kita Indonesia pada kenyataannya sudah dipakai  oleh radio luar negeri,  yang tentu saja tarafnya bertaraf internasional. Berikut daftar radio-radio yang dalam siarannya menggunakan bahasa indonesia.

Selasa, 19 Februari 2013

KERIPIK PEPAYA



PENDAHULUAN
Keripik adalah irisan buah atau umbi yang digoreng sampai kering dan garing. Keripik mempunyai kadar air rendah sehingga dapat disimpan lama.
Meskipun cara pembuatannya sederhana dan cukup mudah, namaun keripik pepaya belum dikenal oleh masyarakat dan tidak tersedia di pasaran.

BAHAN
Buah pepaya.  Buah pepaya yang digunakan adalah yang telah matang petik, masih keras, sudah terasa manis, dan bila digores tidak banyak mengeluarkan getah.  Jumlah 10 kg.

PERALATAN
1) Pisau dan landasannya.  Alat ini digunakan untuk mengupas dan mengiris buah pepaya.  Disarankan menggunakan dua pisau yang berbeda. Untuk pengupasan digunakan pisau yang biasa digunakan di rumah tangga. Sedangkan untuk mengiris digunakan pisau besar yang biasa digunakan untuk pemotongan dan pencincangan daging.
2) Kompor.  Kompor bersumbu digunakan untuk menggoreng keripik pepaya dalam jumlah kecil. Kompor bertekanan udara digunakan untuk menggoreng keripik pepaya dalam jumlah besar.
3) Penggoreng vakum.  Penggoreng vakum merupakan alternatif pengganti kompor.  Alat ini menghasilkan panas, sekaligus menurunkan tekanan udara pada saat penggorengan.  Dengan alat ini, suhu penggorengan lebih rendah dan stabil serta waktu penggorengan yang lebih singkat.
4) Wajan.  Wajan digunakan untuk menggoreng keripik pepaya. Wajan yang terbuat dari besi tebal yang berat lebih baik digunakan karena panas lebih merata danbahan yang digoreng tidak mudah gosong.
5) Kemasan.  Kemasan adalah wadah untuk mengemas keripik pepaya. Berbagai kemasan dapat digunakan, yaitu: a. Kantong plastik polietilen b. Kantong aluminium foil berlapis plastik c. Kotak plastik semi kaku
d. Kotak kaleng
Pengemasan dengan kantong plastik dan aluminium foil kurang melindungi bahan dari kerusakan mekanis (retak dan pecah).  Untuk mengurangi kerusakan tersebut, juga untuk menambah daya simpan, ke dalam kantong biasanya ditambahkan gas karbondioksida (CO2) atau nitrogen (N2). Dengan adanya gas tersebut kantong akan menggelembung sehingga keripik tidak akan tergencet bila kantong ditumpuk, atau tertindih.  Gas tersebut juga tidak bereaksi dengan bahan sehingga meniadakan terjadinya oksidasi terhadap minyak yang terkandung pada bahan. Produk yang dikemas dengan kantong plastik atau kaleng, perlu dikemas terlebih dahulu dengan kantong plastik yang tipis, kemudian baru dimasukkan ke dalam kotak tersebut.
6) Sealer.  Alat ini digunakan untuk menutup kantong plastik dengan menggunakan panas.  Bila kedua sisi bagian dalam mulut kantong ditekan dengan elemen pemanas, maka kedua sisi tersebut akan melunak, saling menempel, dan tidak dapat tepisah setelah dingin.
7) Alat pengering.  Alat ini digunakan untuk mengeringkan irisan pepaya sampai kadar air di bawah 9%.
8) Baskom.  Baskom digunakan untuk wadah irisan pepaya basah dan kering, serta keripik pepaya.
9) Rak peniris.  Rak peniris digunakan untuk meniriskan keripik yang baru selesai digoreng.  Rak ini terdiri dari penyangga berlobang-lobang yang terbuat dari kawat tahan karat (aluminium atau stainless steel).

CARA PEMBUATAN
1) Pengirisan dan blanching a. Buah pepaya dikupas, dibelah dan dibuang bijinya.  Setelah itu buah dicuci sampai bersih. b. Buah diiris-iris dengan ketebalan 5 mm.  Setelah itu, irisan pepaya di- blanching, yaitu dengan mencelupkan buah ke dalam air panas (95-980C) selama 3 menit smbil diaduk-aduk dengan pelan.  Untuk blanching ini, setiap 1 kg irisan buah diperlukan 2 liter air panas.
Blanching  diperlukan untuk: - Mematikan enzim penyebab reaksi pencoklatan (perubahan warna menjadi coklat atau warna gelap lainnya). - Mengurangi kandungan mikroba pada bahan. - Melayukan bahan sehingga lebih cepat dikeringkan dan mengeluarkan udara dari jaringan bahan.  Buah yang telah di-blanching segera ditiriskan.
2) Pengeringan a. Irisan buah dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air kurang dari 9% dengan tanda bahan tampak kering dan mudah dipatahkan. Untuk pengendalian mutu, sebaiknya kadar air ditentukan analisa kimia. Sedangkan untuk industri kecil, cukup dengan mengamati tanda-tanda tersebut. b. Setelah kering, irisan buah dapat langsung digoreng, atau disimpan.  Jika disimpan terlebih dahulu, harus digunakan wadah yang tidak dapat dilewati udara dan uap air, serta tertutup rapat.
3) Penggorengan Penggorengan dilakukan dengan banyak minyak panas yang bersuhu 1650C selama 13-17 detik.  Untuk mendapatkan mutu keripik yang lebih baik, penggorengan dilakukan dengan menggunakan penggorengan vakum pada suhu 1200C, dengan tekanan 60-80 mmHg selama 58-62 menit.  Setelah selesai digoreng, keripik ditiriskan sampai dingin.


Tulisan Terkait

  • Membuat Gula Aren


  • Membuat Dendeng
  • Membuat Klepon
  • Membuat Kecap Ikan
  •     Membuat Keripik Pisang







    KECAP IKAN



    PENDAHULUAN
    Kecap ikan adalah cairan yan diperoleh dari hasil fermentasi ikan di dalam larutan garam.  Selama fermentasi, mikroba halofilik seperti Saccharomyces, Torulopsis, dan Pediococcus yang tahan garam berkembang menghasilkan senyawa flavor.

    BAHAN
    1) Ikan.  Sebaiknya digunakan ikan-ikan kecil yan kurang disukai untuk dikonsumsi.  Ikan dicuci bersih, ditiriskan dengan sempurna.  Kemudian dihamparkan dan diangin-anginkan selama satu jam. 2) Garam.  Garam kasar ditumbuk sampi halus.  Jumlah: 20% dari berat ikan. 3) Bumbu.  Bumbu kecap adalah jahe, lengkuas, kayu manis, dan gula merah.

    PERALATAN
    1) Wadah fermentasi.  Alat ini digunakan untuk fermentasi ikan menjadi kecap ikan.  Untuk usaha rumahtangga dapat digunakan ember plastik.  Untuk usaha agak besar, perlu menggunakan wadah dari logam yang tahan garam, atau wadah dari fiber glass.
    2) Wadah perebus.  Wadah ini digunakan untuk merebus cairan kecap.
    3) Kompor
    4) Kain penyaring.  Alat ini digunakan untuk menyaring kecap hingga diperoleh kecap yang jernih.
    5) Botol
     6) Alat penutup botol
    7) Pemberat.  Dibuat dari kayu dan di atasnya diletakkan coran semen pemberat.

    CARA PEMBUATAN
    1) Proses Pendahuluan a. Bila menggunakan ikan ukuran sedang dan besar, ikan harus disiangi untuk membuang jeroan dan insang.  Kemudian ikan dicuci, dibelah dan dipotong-potong berukuran 3-4 cm. b. Bila menggunakan ikan berukuran kecil (teri) ikan cukup dicuci dan ditiriskan. 2) Fermentasi Kecap No. 1 a. Dasar wadah fermentasi ditaburi dengan garam yang telah ditumbuk halus setinggi 0,25 cm, kemudian ikan disusun membentuk satu lapisan.  Di atas lapisan ini ditaburi lagi garam setinggi 0,25 cm secara merata, kemudian diatasnya disusun lagi satu lapis ikan.  Demikian seterusnya sampai wadah penuh.  Garam yang digunakan adalah 20 % dari berat ikan.  Setiap 1 kg ikan membutuhkan 200 g garam halu.  Wadah ditutup rapat kemudian disimpan (difermentasi) selama 3-6 bulan. b. Setelah masa fermentsi tersebut, saluran cairan pada bagian wadah dibuka, dan ciran yang keluar ditampung melalui kain saring (2 lapis). Cairan jernih ini disebut kecap nomor 1.
    3) Fermentasi Kecap No. 2 Ikan-ikan yang belum hancur, dapat ditambahkan garam 5% dari berat ikan semula.  Kemudian difermentasikan lagi selama 3 bulan.  Cairan yang diperoleh merupakan kacap nomor 2.  Kecap nomor 2 ini tidak sejernih dan tidak sesedap kecap nomor 1.
    4) Penyiapan Bumbu Kecap Asin a. Jahe dikupas, dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan kecap membutuhkan 40 gram jahe). b. Lengkuas dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan kecap membutuhkan 40 gram lengkuas). c. Kayu manis dipotong kecil-kecil (tiap liter kecap membutuhkan 20 gram kayu manis). d. Bumbu-bumbu tersebut dibungkus dengan 2 lapis kain, diikat dan diberi tali dari benang katun yang kuat.
    5) Penyiapan Bumbu Kecap Manis a. Gula merah diiris-iris, dan digiling sampai halus (tiap liter kecap membutuhkan 500 gram gula merah). b. Jahe dikupas, dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan kecap membutuhkan 40 gram jahe).
    c. Lengkuas dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan kecap membutuhkan 40 gram lengkuas). d. Kayu manis dipotong kecil-kecil (tiap liter kecap membutuhkan 20 gram kayu manis). e. Gula merah dan bumbu-bumbu tersebut dibungkus dengan 2 lapis kain, diikat dan diberi tali dari benang katun yang kuat.
    6) Pembumbuan dan Pemasakan Kecap Asin Cairan kecap (yang nomor 1 atau nomor 2) ditambahkan dengan air (tiap liter cairan kecap ditambah dengan 0,5 liter air).  Cairan direbus sampai mendidih.  Setelah itu api dikecilkan sekedar menjaga agar cairan tetap mendidih.  Bumbu kecap asin yang telah dibungkus diatas dicelupkan ke dalam cairan yang mendidih dan diaduk-aduk terus menerus selama 15 menit.  Kecap yang dihasilkan adalah kecap asin.  Ketika masih panas, kecap asin ini disaring dengan 2 lapis kain saring.
    7) Pembumbuan dan Pemasakan Kecap Manis Cairan kecap (yang nomor 1 atau nomor 2) ditambahkan dengan air (tiap liter cairan kecap ditambah dengan 0,5 liter air). Cairan direbus sampai mendidih. Setelah itu api dikecilkan sekedar menjaga agar cairan tetap mendidih. Bumbu kecap manis yang telah dibungkus diatas dicelupkan ke dalam cairan yang mendidih dan diaduk-aduk terus menerus selama 15 menit. Kecap yang dihasilkan adalah kecap manis. Ketika masih panas, kecap manis ini disaring dengan 2 lapis kain saring.
    8) Pembotolan Kecap yang masih panas segera dimasukkan ke dalm botol, kemudian ditutup rapat dan diberi label.
    Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil

    Tulisan Terkait

  • Membuat Gula Aren
  • Membuat Dendeng
  • Membuat Klepon
  • Membuat Keripik Pisang
  • Membuat Keripik Pepaya
  • KERIPIK PISANG



    PENDAHULUAN
    Keripik adalah irisan kering buah atau umbi melalui penggorengan didalam minyak nabati. Keripik pisang adalah salah satu jenis keripik yang banyak diusahakan dan disukai oleh masyarakat. Keripik ini mudah dibuat, dengan biaya murah dan perlatan sederhana.
     
    BAHAN
    1) Pisang yang telah matang petik, masih hijau dengan sedikit warna kuning (10 % dari luas permukaan). Di Sumatera Barat, pisang yang paling cocok untuk keripik goreng adalah pisang togar dari Pasaman, pisang kepok tertentu dari Baso.
    2) Minyak goreng (sawit)
    3) Garam halus putih bersih.
    4) Natrium metabisulfit, atau natrium bisulfit. Senyawa ini digunakan untuk mencegah terbentuknya warna kehitaman datau coklat tua pada permukaan irisan pisang.
     5) Garam.
    6) Asam sitrat.
     
    PERALATAN
    1) Wajan.
    2) Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk mengiris pisang.
    3) Peniris. Alat ini digunakan untk meniriskan keripik setelah digoreng. Peniris dapat berupa keranjang plastik, keranjang bambu atau keranjang rotan yang anyamannya jarang.
     
    CARA PEMBUATAN
    Pengolahan dalam Jumlah Sedikit.
    1) Pengupasan dan pengirisan. Pisang dikupas, kemudian diiris tipis-tipis (tebal 2-3 mm) secara memanjang.
    2) Penggorengan. Irisan harus segera digoreng. Perlu diusahakan, paling lambat 10 menit setelah diiris, irisan telah dimasukkan ke dalam minyak panas. Penggorengan dilakukan di dalam minyak bersuhu 170°C. Minyak harus cukup banyak sehingga semua bahan tercelup di dalam minyak. Tiap
    1 kg pisang membutuhkan 3 liter minyak goreng. Selama penggorengan, dilakukan pengadukan secara pelan-pelan. Penggorengan dilakukan sampai keripik cukup kering dan garing. Hasil penggorengan disebut dengan keripik pisang.
    3) Penggulaan: a) Penyiapan larutan gula. Gula pasir putih bersih digiling sampai halus, kemudian sebanyak 1 kg ditambah dengan 250 ml air, dan diaduk-aduk. Setelah itu larutan dipanaskan sampai mendidih. Setelah mendidih, api segera dikecilkan untuk menjaga larutan gula tetap panas, tapi tidak mendidih. b) Pencelupan keripik. Keripik yang baru diangkat dari minyak panas, ditiriskan sebentar (1 menit). Kemudian segera dicelupkan ke dalam larutan gula, kemudian keripik segera diangkat untuk ditiriskan dan didinginkan dengan menghamparkannya diatas alat peniris.
     
    Pengolahan dalam Jumlah Banyak.
    1) Penyiapan larutan bisulfit. Untuk membuat 1 liter larutan bisulfit diperlukan : Senyawa natrium metabisulfit atau natrium bisulfit, 3-5 gram; Asam Sitrat, 2 gram; Garam 10 gram; dan Air bersih, 1 liter. Semua bahan dicampur, dan diaduk sampai menjadi larutan yang rata.
    2) Pengupasan dan pengirisan. Pisang dikupas, kemudian diiris tipis-tipis (tebal 2~3 mm) secara memanjang. Setiap pisang yang telah diiris, segera dicuci di dalam air bersih secara cepat dan ditiriskan. Setelah itu irisan pisang segera dimasukkan ke dalam larutan sulfit. Perendaman di dalam larutan larutan sulfit berlangsung selama 8 menit. Setelah itu irisan pisang ditiriskan.
    3) Penggorengan. Irisan yang telah ditiriskan segera digoreng di dalam minyak bersuhu 200°c selam 3~5 menit. Minyak harus cukup banyak sehingga semua bahan tercelup di dalam minyak. Tiap 1 kg pisang membutuhkan 3 liter minyak goreng. Selama penggorengan, dilakukan pengadukan secara pelan-pelan. Penggorengan dilakukan sampai keripik cukup kering dan garing. Hasil penggorengan disebut dengan keripik pisang.
    4) Penggulaan. a) Penggulaan dengan sirup gula. i. Penyiapan larutan gula. Gula pasir putih bersih digiling sampai halus, kemudian sebanyak 1 kg ditambah dengan 250 ml air, dan diaduk- aduk. Setelah itu larutan dipanaskan sampai mendidih. Setelah mendidih, api segera dikecilkan untuk menjaga larutan gula tetap panas, tapi tidak mendidih. ii. Pencelupan dalam larutan gula. Keripik yang baru diangkat dari minyak panas, ditirkan sebentar (1 menit). Kemudian segera dicelupkan ke dalam larutan gula, diaduk sebentar agar seluruh keripik segera
    diangkat untuk ditiriskan dan didinginkan dengan menghamparkannya diatas alat peniris. b) Penggulaan dengan gula halus. Keripik yang baru ditiriskan dan masih panas, segera ditaburi dengan tepung gula, kemudian diaduk pelan agar gula merata. Tehnik ini juga digunakan untuk menggarami keripik.
    5) Pengemasan. Keripik dikemas di dalam kantong plastik, kemudian diseal dengan rapat. Agar keripik terlindung dari kerusakan mekanis selama penyimpanan, pengangkutan dan pemajangan, keripik harus dikemas di dalam kotak kaleng, atau kotak karton.
    Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil

    Tulisan Terkait
  • Membuat Gula Aren
  • Membuat Dendeng
  • Membuat Klepon
  • Membuat Kecap Ikan
  • Membuat Keripik Pepaya
  • GULA AREN



    PENDAHULUAN
    Gula aren adalah produk hasil pemekatan nira aren dengan panas (pemasakan) sampai kadar air yang sangat rendah (<6%) sehingga ketika dingin produk mengeras.
    Pembuatan gula aren hampir sama dengan sirup aren.  Nira dipanaskan sampai kental sekali.  Pada pembuatan sirup aren, pemanasan dilakukan sampai volume tinggal 1/5 volume semula.  Pada pembuatan gula aren pemanasan dilakukan sampai volume kurang dari 1/10 volume semula. Setelah itu, cairan gula kental tersebut dituangkan ke cetakan dan ditunggu dingin.  Pembuatan gula aren ini juga mudah dan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana.
     
    BAHAN
    1) Nira aren
    2) Kapur sirih
     
    PERALATAN
    1) Wajan.  Alat ini digunakan untuk mengaduk nira aren sehingga sebagian besar airnya menguap.
    2) Pengaduk.  Alat ini digunakan untuk mengaduk nira aren yang sedang dipanaskan.
    3) Penyaring.  Alat ini terbuat dari kain saring, dan digunakan untuk menyaring nira aren.
    4) Cetakan.  Alat ini digunakan untuk mencetak gula aren.
     
    CARA PEMBUATAN
    1) Penyaringan.  Nira hasil sadapan disaring dengan kain saring, atau saringan halus dari anyaman kawat tahan karat.  Hasil penyaringan disebut nira bersih.
    2) Pemasakan a. Nira ditambah dengan kapur sirih sebanyak 1% dari volume nira (setiap 1 liter nira ditambah dengan 10 gram kapur sirih), kemudian dididihkan di dalam wajan sambil diaduk-aduk.  Busa dan kotoran yang mengapung selama pendidihan dibuang.
    b. Setelah cairan nira tinggal 1/5 volume nira sebelumnya, nira disaring kembali, dan didinginkan semalam.  Endapan yang terbentuk dibuang. c. Nira yang telah diendapkan tersebut kembali dipanaskan sambil diaduk sehingga volumenya menjadi 8% volume semula.  Cairan ini disebut dengan sirup kental. d. Api dimatikan, dan sirup kental didiamkan selama 5 menit.
    3) Pencetakan.  Sirup kental dituangkan ke dalam cetakan sampai terisi 1/3 bagian.  Setelah agak dingin, sirup dituangkan lagi sampai penuh, dan gula ditunggu sampai mengeras dan dingin.
    4) Pengemasan.  Gula aren yang telah mengeras dan dingin harus dikemas di dalam wadah tertutup sehingga terhindar dari uap air.  Gula aren terkemas ini disimpan ditempat yang tidak panas, dan terhindar dari benturan.

    Tulisan Terkait
  • Membuat Dendeng
  • Membuat Klepon
  • Membuat Keripik Pisang
  • Membuat Kecap Ikan
  • Membuat Keripik Pepaya
  • DENDENG



    PENDAHULUAN
    Dendeng adalah irisan kering daging yang telah diberi bumbu, dan kadang- kadang telah mengalami proses pemasakan. Dengan demikian dendeng berbeda dengan daging kering yang tidak diberi bumbu (kecuali garam).
    Pembuatan dendeng tidak sulit, dan dapat dilakukan dengan alat-alat yang biasa terdapat di rumah tangga.
     
    BAHAN
    1) Daging
    2) Bumbu. Setiap 1 kg daging dibutuhkan gula (200 gram), asam jawa (40 gram), bawang merah (50 gram), bubuk ketumbar (20 gram), lengkuas (30 gram), garam (300 gram), dan bawang putih (100 gram).
     
    PERALATAN
    1) Pisau. Alat ini digunakan untuk mengiris daging menjadi irisan tipis. Pisau yang digunakan hendaknya tajam, tipis dan dari logam stainless steel.
    2) Pengantung daging. Alat ini digunakan untuk menggantung daging ukuran besar yang akan diiris.
    3) Talenan. Alat ini digunakan untuk mengeringkan irisan daging (kalau tidak digunting).
    4) Pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan irisan daging. Pengering dapat berupa alat penjemur sederhana, atau berupa alat pengering yang berbahan bakar (minyak, kayu bakar, atau arang), bertenaga listrik atu bertenaga cahaya matahari.
    5) Keranjang peniris. Alat ini digunakan untuk meniriskan daging setelah direndam dengan larutan garam.
    6) Penggiling bumbu. Alat ini digunakan untuk menggiling bumbu dendeng.
    7) Panci. Alat ini digunakan untuk merebus bumbu.
    8) Kulkas. Alat ini digunakan untuk menyimpan daging yang direndam di dalam larutan bumbu.
     
    CARA PEMBUATAN
    1) Pengirisan daging. Daging diiris tipis-tipis. Sedapat mungkin pemotongan mengikuti arah jaringan otot. Ada dua cara pengirisan, yaitu: a) Daging digantung pada alat penggantung, kemudian diiris tipis-tipis b) Daging ditempatkan di atas talenan, kemudian diiris tipis-tipis.
    Irisan dapat dibuat dalam berbagai ukuran, seperti a) irisan kecil: irisan dengan panjang 1 cm dan lebar 1 cm b) irisan sedang: irisan dengan panjang dan lembar antara 3~5 cm c) irisan panjang: irisan dengan panjang >5 cm dan lebar 3~5 cm.
    2) Pembuatan larutan bumbu a) Lengkuas, bawang putih, dan bawang merah digiling halus. Bumbu- bumbu ini dicampur dengan gula, asam jawa dan bubuk ketumbar. b) Air sebanyak 1 liter direbus sampai mendidih. Kemudian ditambahkan bumbu yang telah disiapkan di atas. Campuran tersebut dididihkan selama 30 menit sambil diaduk-aduk sampai kental. Setelah itu larutan bumbu didinginkan.
    3)  Perendaman di dalam larutan bumbu. a) Irisan daging direndam du dalam larutan bumbu selama semalaman pada suhu dingin di dalam kulkas. b) Setelah itu, daging dikeluarkan dari larutan bumbu, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik tersebut di biarkan di udara terbuka sampai suhunya tidak dingin lagi (sama dengan suhu kamar).
    4) Pengeringan. Setelah daging di dalam kantong tidak dingin lagi, daging dikeluarkan dari kantong, kemudian segera dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 10%. Irisan daging yang berukuran panjang harus digantung pada saat pengeringan. Hasil pengeringan disebut dengan dendeng mentah.
    5) Pengemasan. Dendeng mentah yang telah kering dapat disimpan di dalam kantong plastik.
    6) Penggorengan. Dendeng daging yang telah kering dapat digoreng di dalam minyak panas (1700) selama 30-60 detik sambil dibolak-balik, kemudian cepat-cepat diangkat dan ditiriskan.
    Sumber:  Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Tulisan Terkait
  • Membuat Gula Aren
  • Membuat Klepon
  • Membuat Keripik Pisang
  • Membuat Kecap Ikan
  • Membuat Keripik Pepaya
  •