Selasa, 12 Juli 2011

BUDIDAYA IKAN BELUT

SEJARAH SINGKAT
( Synbranchus )


 Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat
memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka
memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di
rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut
mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan
menjadi salah satu komoditas ekspor.


SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong,
Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada
di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru
merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai
pos penampungan.

JENIS
Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus
albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut
kali/laut)
Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut
kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut
sawah.

MANFAAT
Manfaat dari budidaya belut adalah:
  • Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
  • Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari
  • Sebagai obat penambah darah.

PERSYARATAN LOKASI
  •   Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografisyang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataranrendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curahhujan tidak ada batasan yang spesifik.
  •   Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dantidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
  • Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara25-31 derajat C.
  • Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akanosigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih
  • kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.

 PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
  •  Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakanantara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benihbelut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dankolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yangmasing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu  untuk pemeliharaan belutukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharanbelut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanyadibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
  •  Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/mUntuk kolam pendederan(ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/mUntuk kolam belutremaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m Dan untuk kolambelut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/mSerta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) dayatampungnya 50 ekor/mhingga panjang belut pemanenan kelak berukuran3-50 cm.
  •  Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dandasar bak tidak perlu diplester.
  • Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada,alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatanlainnya.
  •  Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupukkandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosonguntuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbundengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun denganikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahanorganik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkankedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik+ air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal mediatersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah.Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.

.2. Penyiapan Bibit
A.   Menyiapkan Bibit

  • Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yangberukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan denganmasing-masing tahapannya selama 2 bulan. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibitdiperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
  •  Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan.Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ±  30 cm dan belut jantan berukuran ±  40 cm.
  • Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekorpejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m  Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisadiperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

B.   Perlakuan dan Perawatan Bibit

Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih
selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin
agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik
lagi apabila di air yang mengalir.

3. Pemeliharaan Pembesaran

  •  Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yangsubur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organikutama. Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
  •  Pemberian Vaksinasi .Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama
  •  Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
  • Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
  •  Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
B. Penyakit
  •  Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

PANEN

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
  •  Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
  • Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

PASCA  PANEN

Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar,
penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar
belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga
mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

Sumber
 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN







0 komentar:

Posting Komentar