Jumat, 10 Juni 2011

Novel Ahmad Tohari

Jentera Bianglala

Ketika dukuh Paruk menjadi karang abang lemah ireng pada awal tahun 1966 hampir semua dari kedua puluh tiga rumah disana menjadi abu. Waktu itu banyak orang mengira kiamat bagi pedukuhan kecil itu telah tiba, siapa yang masih ingin bertahan hidup harus meninggalkan dukuh Paruk. Karena hampir segala harta benda padi dan gaplek musnah terbakar, bahkan juga kambing dan ayam. Lalu siapa yang tetap tinggal diatas tumpukan abu dan arang itu boleh memilih cara kematian masing-masing, melalui busung lapar atau melalui keracunan ubi gadung atau singkong beracun.

Jentera Bianglala D O W N L O A D Disini


Lintang Kemukus

Jangkrik gangsir dan walang kerik sudah lama bumngkam. Gangsir menyembunyikan diri dalam liang ditanah yang disumbat dari dalam. Walang kerik membaurkan diri dengan warna hijau didaunan. Dia hanya bisa diketahui bila ada embusan angin, pada saat itulah naluri memerintahkannya menggesekan sayap sehingga terjadi suara yang khas.
Ada sebatang pohon jambu air dislah satu sudut dukuh Paruk. Dalam kerimbunan daun-daunnya sedang dipagelarkan harmoni alam, beratus-ratus lebah madu dengan ketekunan yang menakjubkan sedang menghimpun serbuk sari. Sayap sayapnya mendengungkan aneka nada halus dan datar mengisi kelenggangan pagi yang masih temaram

Lintang Kemukus D O N L O A D Disini

0 komentar:

Posting Komentar